Thursday, April 21, 2011

Percakapan Sore Itu



Aku dan kamu sedang menikmati segelas cappucinno di kedai kopi langganan kita. Tertawa-tawa mendengar lelucon jayusmu. Ketika tiba-tiba wajahmu mendadak serius.

“Kenapa, Bim?” tanyaku, mengangkat alis.

“Kenapa ya, aku nggak bisa ngelupain Luna?”

Ah, topik ini lagi.

“Hahaha. Nggak bisa ngelupain gimana? Bukannya pacarmu banyak?”

“Iya sih. Semua cewek udah aku cobain…”

“Cobain? Emang makanan!” Potongku. Kutonyor kepalamu dengan bercanda. Gemas.

“…tapi diantara semuanya, nggak ada yang bisa menandingi Luna…” lanjutmu, dengan tatapan menerawang. Tak menghiraukan toyoranku.

Aku menghela napas.

“Karena dia cinta pertamamu.”

“Cinta pertama. Hmm.. mungkin. Emang kamu percaya sama cinta pertama?”

“Iya.”

Tiba-tiba kamu menoleh dengan terkejut.

“Kamu? Playgirl yang punya cowok bejibun? Percaya hal beginian? Kirain kamu nggak percaya sama yang namanya cinta, Nin!”

Lagi-lagi aku menonyor kepalamu. “Sialan. Heh, aku emang sering gonta ganti pacar. Tapi aku bukan playgirl tau! Itu karena belom ada yang cocok aja. Kamu kan tau sendiri aku gampang ilfil sama cowok.”

“Aduh.. Sakit tau! Heran aku, kamu galak begini, masih banyak aja yang suka. Kalau aku sih ogah suka sama kamu!” gerutumu sambil mengusap-usap kepala.

“Yee, siapa juga yang mau sama kamu. Aku juga ogah sama playboy kayak kamu.”

“Hahaha. Kita kan sebelas dua belas nin. Udah, nggak usah saling ngatain deh. Haha. Btw, emang siapa sih cinta pertamamu?”

“Rahasia.”

Kamu mengernyit. Tampak berpikir keras. Mencoba mengingat-ingat satu persatu cowok yang pernah kupacari. Mimik mukamu yang lucu membuatku terbahak-bahak. Dan tawaku makin membuatmu kesal.

“Perasaan, sejak kita bersahabat dari kecil, aku nggak pernah tau kamu pernah jatuh cinta sama cowok. Kayaknya semua cowok kamu putusin dengan enteng tuh.”

“Ada kok. Tapi aku memang nggak pernah jadian sama dia. Hahaha. Kamunya aja yang nggak tau.”

“Hah? Siapa sih orangnya?”

“Udah ah, kamu nggak perlu tau. Orangnya juga udah punya cewek kok.”

“Serius? Kasiaaan…” ledekmu sambil tertawa. Ringan tanpa beban.

Aku ikut tertawa. Meski hatiku berdenyut sakit.

Cinta pertamaku. Adalah satu-satunya pria yang bisa membuatku jatuh cinta. Dari dulu hingga kini. Bahkan sampai detik ini.

Cinta pertamaku. Adalah pria yang membuatku gonta ganti pacar karena seberapa banyak pun aku mencoba, tetap tidak ada yang bisa menandingi dirinya.

Cinta pertamaku itu…

Kamu.


Ditulis tanggal 21 Desember 2010
oleh
(hil)

pernah dimuat di sini

Recent Comments

Introduction

Labels

Followers

Followers

Labels

Blogroll