Wednesday, January 11, 2012

High Voltage


You're danger, i'm high voltage. We're belong together, forever.

-@commaditya-


Bye, Frisco! Thanks for tonite. See ya later!” bisik seorang perempuan cantik bertubuh semampai, berkedip pada jendela Lexus hitam. Lelaki perlente di dalam mobil itu tersenyum sebelum akhirnya melaju dengan kencang.

Senyum masih tercetak di wajahnya yang rupawan, ketika gadis itu berbalik untuk menuju ke mobilnya sendiri. Rambut wavy brunette-nya berkibar tertiup angin malam. Sebelum akhirnya dia merasakan hawa dingin menyebar ke tengkuknya.

“Dru!”

Panggilan dingin suara yang sangat dikenalnya membuatnya membeku seketika. Ah, rupanya ini yang membuat bulu kuduknya merinding.

Dru, wanita itu, terpaku selama beberapa detik, sebelum akhirnya berbalik perlahan untuk melihat sosok yang berseru memanggil namanya. Sebenarnya, tanpa berbalik pun Dru sudah bisa mengenali pemilik suara berat dan dalam itu.

“Oh! Hai, Alfa darling.”

Dipasangnya senyum semanis malaikat di wajah cantiknya. Berharap senyuman itu mampu melumerkan wajah sedingin es yang tampak kelam dalam bayang-bayang sinar rembulan itu.

Sepasang kaki jenjangnya bergerak perlahan menuju tubuh tegap itu. Begitu pelan dan hati-hati, namun tetap gemulai dan menawan seperti biasa. Sementara otaknya yang cemerlang berputar cepat. Apakah Alfa memergokinya, lagi?

Tapi sepertinya usaha Dru untuk bermanis-manis sia-sia. Sebab, rahang Alfa mengeras dan tatapannya tajam menusuk. Bahkan kecupan hangat yang mendarat di kulit maskulinnya, tak mampu membuat lelaki itu tersenyum.

“Kok kamu di sini, Al?” Dru berusaha memecah keheningan yang mencekam. Namun, pertahanan dalam dirinya sudah siap untuk menerima ‘ledakan’ yang akan terjadi sebentar lagi.

Why did you lie to me, huh? Kamu tak pernah puas, ya?” Alfa membuka mulut. Mengabaikan pertanyaan Dru. Suara beratnya sangat dingin dan menusuk.

Sebelah alis Dru terangkat tinggi. Lalu, seulas senyum tersungging lagi dari bibir Dru. Namun, bukan senyum yang semanis malaikat tadi. Kali ini, lebih serupa seringai.

Ah. To the point. Khasmu.”

Bitch!” desis Alfa, begitu tajam, hingga membuat lengan Dru terangkat seketika.

PLAK!

Tamparan keras mendarat mulus di pipi Alfa.

Namun yang ditampar malah tertawa geli. “Merasa tersindir? Memang begitu kenyataannya, kan? Berbohong. Bermain-main dengan banyak lelaki, lalu membuangnya begitu saja. Apa itu namanya kalau bukan jalang?”

Hati Dru mendidih. Lengannya sudah terangkat lagi. Namun, kali ini Alfa lebih cepat. Didekapnya tubuh langsing Dru dan ditangkapnya erat kedua lengan yang mulus itu.

Dru meronta, berusaha melepaskan dirinya dan tangannya dari cengkeraman Alfa. “Lepasin!! Alfa!! Sakit tau! Brengsek!” teriak Dru, dengan wajah yang memerah dalam usahanya melepaskan diri dari Alfa.

Beberapa orang yang lewat di parkiran di dini hari yang sepi itu untuk mengambil mobil, tampak menoleh ke arah mereka. Namun, Alfa tampaknya tak peduli menjadi tontonan atau tidak.

Diangkatnya tubuh Dru, lalu dipanggulnya di bahu dengan sangat mudah. Sementara yang dipanggul menjerit-jerit dan memukul-mukul dengan segenap tenaga.

Alfa brengsek! Maki Dru dalam hati. Kebencian menyelimuti dirinya. Amarahnya memuncak.

Alfa tak peduli. Dihempaskannya dengan paksa tubuh Dru ke dalam mobilnya. Tangannya mengepung tubuh Dru sehingga perempuan itu tak bisa keluar.

“Apa sih mau kamu, Al? Kenapa kamu nyiksa aku kayak gini?” sembur Dru.

“Aku? Harusnya aku tanya ke kamu. Apa mau kamu, hah?! Bermain-main dengan banyak lelaki di belakangku!!” bentak Alfa.

“Apa urusanmu?!”

“Aku pacarmu!! Ingat?”

“Aku berkali-kali sudah minta putus!! Ingat?”

Alfa terbahak seperti setan, “I love the way you lie, darling…” bisiknya ke tengkuk Dru, membuat Dru semakin mendidih dan mulai meronta lagi.

“Dasar gila! Lepas…” makian Dru terputus. Mulutnya terbekap bibir hangat milik Alfa. Memabukkan.

Sial! Alfa curang! Maki Dru dalam hati. Mendadak dia tidak ingat bahwa dia memberontak. Alfa terlalu lihai membawanya terbang. Tak ada yang luput dari bibir Alfa. Dru melayang-layang.

Sebelum akhirnya Alfa secara tiba-tiba melepaskan cumbuannya. Seringai penuh kemenangan terpampang di wajah tampannya.

“Yakin, kau bisa putus denganku?”

Sial!

“Aku lupa kalau kau lebih jago dariku dalam urusan begini. Berapa perempuan di luar sana selain diriku, hah?? Kau menyalahkan aku, tapi lihat dirimu! If I’m danger, then you are the high voltage! Kita sebelas dua belas!” teriak Dru jengkel luar biasa, sambil membenahi rambutnya yang tadi diacak-acak oleh Alfa.

Entah karena kesal karena Alfa menang lagi atau kesal cumbuannya terputus. Mungkin dua-duanya.

Alfa masih menyeringai, mengangkat alis. Pura-pura berpikir.

“Hmm… berapa perempuan selain dirimu? Banyak memang. Tapi kamu tahu dengan pasti, bahwa cuma satu yang ada di sini…” Alfa menunjuk dadanya sendiri yang bidang itu – hatinya – kemudian, dengan tatapan mautnya, Alfa melanjutkan, “…cuma kamu.”

Dru meleleh.

Sial!

Ditariknya dasi Alfa ke arahnya tanpa banyak bicara, untuk merasakan kembali ke angkasa.

Ah, ya sudahlah. Mungkin aku dan kamu memang pasangan brengsek. Yeah, all I know is I love you too much, to walk away though.

***



*ditulis dalam rangka #11projects11days oleh Nulisbuku.com dan dimuat dalam buku Love The Way You Lie (Buku 1)

2 comments:

  1. waoww,,,, I am going to wait the next story.

    apakah si pengarang adalah km?

    ReplyDelete
  2. And it's been a year now from the last time you post on this blog. Just wanna ask you one thing, wich one you love the most. Write a book, or read a book?

    Gracias :)

    ReplyDelete

Recent Comments

Introduction

Labels

Followers

Followers

Labels

Blogroll